Selasa, 30 September 2014

SEMANGAT KULIAH


SEMANGAT KULIAH

Semangat kuliah masyarakat Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Terbukti dari jumlah mahasiswa baru di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan sudah semakin tinggi di kalangan masyarakat.
Di IAIN Walisongo, peningkatan jumlah mahasiswa baru dapat dilihat dari lonjakan pengunjung di perpustakaan kampus, terlebih di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Pada setiap harinya, perpustakaan selalu ramai dibanjiri mahasiswa untuk mencari referensi pembuatan tugas kuliah ataupun sekedar membaca menambah pengetahuan.
Selain itu, diadakannya kembali jam kuliah malam juga disinyalir karena kurangnya kapasitas jumlah ruang kelas untuk menampung banyaknya mahasiswa yang semakin meningkat.
Semoga dengan bertambahnya jumlah mahasiswa tiap tahunnya, bertambah pula semangat belajar para penerus bangsa sehinnga dapat menjadikan mutu pendidikan Indonesia semakin maju dan lebih baik di masa depan. 

MENCEGAH ISIS MELALUI IMPLEMENTASI ASAS PANCASILA


MENCEGAH ISIS MELALUI IMPLEMENTASI ASAS PANCASILA

Belakangan ini, sebuah kelompok militan Islam tengah ramai diberitakan diberbagai media dari berbagai negara. Islamic State (IS) atau yang dikenal juga dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merupakan sebuah militan jihad yang bergerak atas ekstrimisme agama yang menganut ideologi garis keras Al Qaidah. Misi awal terbentuknya ISIS adalah untuk berjuang dan melawan penjajahan Amerika Serikat di Irak dan Suriah. Hingga akhirnya mereka bergabung dengan Front An-Nusra, yang merupakan satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. Pada awalnya, ISIS mempunyai hubungan yang erat dengan Al-Qaidah. Sampai akhirnya metode ISIS dianggap mulai menyimpang dari misi perjuangan nasional dan tidak lagi diakui sebagai kelompok Al-Qaidah.
Abu Bakar Al-Baghdady adalah pemimpin ISIS yang mendeklarasikan diri sebagai khalifah baru bagi umat muslim yang akan memimpin Islam di seluruh dunia.  Pernyataan tersebut tentunya memperoleh penolakan dan kecaman dari banyak pihak, terutama tokoh-tokoh agama di berbagai negara. Selain itu metode jihad yang dilakukan oleh militan ISIS, seperti bom bunuh diri, penjarahan bank, hingga pembantaian dianggap bertentangan dengan ajaran agama Islam yang menjaga perdamaian. Hal tersebut telah menyalahi norma dan tidak berperi kemanusiaan.
Banyak kasus pembantaian yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ISIS di berbagai negara. Mereka tak pandang buluh dalam melancarkan aksinya. Siapapun yang tak sejalan dengan pemikiran mereka dianggap kafir yang halal darahnya untuk dibunuh.
Akhir-akhir ini, cabang-cabang Khilafah Islamiyah versi ISIS sudah mulai menyebar diberbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Solo, Jawa Timur dan sebagianya. Simpatisan ISIS pun mulai melakukan aksinya ke publik yang dikepalai oleh para mantan mukmin Iraq dan Syria. Hal itu memicu keresahan pada masyarakat.
Di langsir dari Forum Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (FU-MUI) pada tanggal 9 Agustus 2014, para ulama menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk tidak terhasut oleh agitasi dan provokasi ISIS yang berusaha untuk menjelmakan cita-cita ISIS, baik di Indonesia maupun di dunia. Kepada segenap organisasi/lembaga Islam, masjid/mushalla, dan keluarga Muslim untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya menangkal berkembangnya gerakan ISIS di seluruh pelosok Tanah Air.
Pada dasarnya, ideologi ISIS memang tak sejalan dengan ideologi pancasila yang menjunjung tinggi kebhinneka tunggal ikaan. Indonesia bukanlah negara Islam meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam. Indonesia merupakan negara kesatuan yang menyatukan enam agama (Hindu, Budha, Islam, Kristen, Katolik, dan Konghucu) dalam satu wadah perdamaian antar pemeluknya.
Kehadiran ISIS yang membawa ajaran radikalisme Islam memang sangat menghawatirkan bagi keutuhan NKRI. Pasalnya, tindakannya yang bertentangan dengan peri kemanusiaan ini memprovokasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan anartkis yang dapat menghancurkan bangsa yang berdalaut.
Bentuk tindakan prefentif terhadap agitasi militan ISIS yang dapat dilakukan warga Negara Republik Indonesia adalah dengan tetap mempertahankan keutuhan NKRI dengan menerapkan nilai-nilai falsafah pancasila yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan perdamaian abadi.
Untuk itu Indonesia yang merupakan negara maritim dan rawan perpecahan perlu adanya kesadaran tentang semboyan negara yaitu bineka tunggal ika. Dan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.