Arus globalisasi yang
tak terhindarkan telah memacu banyak perubahan di berbagai ranah kehidupan.
Termasuk pada tingkat regional Asia Tenggara. Negara-negara yang tergabung
dalam ASEAN telah mendeklarasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economis
Community (AEC) yang merupakan perwujudan dari ASEAN Vision, bersama dengan ASEAN Security Community (ASC) dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) yang
akan dilaksanakan secara penuh pada akhir tahun 2015 mendatang. Sehubungan
dengan hal itu, tujuan yang ingin dicapai oleh ASEAN Community melalui ketiga
kebijakan tersebut adalah untuk meningkatkan kerjasama antar negara ASEAN, baik
dalam bidang ekonomi, keamana, sosial maupun budaya.
Melalui MEA, akan
terjadi pasar bebas diantara negara-negara se-Asia Tenggara, akan meningkatkan
interaksi antar negara anggota ASEAN melalui banyak kerjasama dalam berbagai bidang. MEA akan menjadikan
ASEAN seperti sebuah aliansi negara yang besar. Masyarakat wilayah tersebut
akan mempunyai akses masuk yang mudah ke luar negeri di kawasan Asia Tenggara
dengan tanpa hambatan yang berarti. Dengan kata lain, MEA dimaksudkan untuk
membawa ASEAN lebih dekat dengan masyarakatnya, karena dalam penerapannya akan
melibatkan masyarakat negara-negara anggota ASEAN dalam berbagai program ASEAN.
Sehinga pada masa mendatang, ASEAN bukan lagi hanya didominasi oleh kalangan
pejabat pemerintah dan diplomat, namun juga seluruh masyarakat negara-negara
anggota.
Sebagai salah satu
penggagas pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN Community), Indonesia perlu melakukan pendalaman materi terkait
dengan program yang dicanangkan. Agar dalam implementasinya Indonesia memiliki
bekal yang cukup untuk menghadapi
berbagai hambatan dalam persaingan pasar bebas antar negara-negara ASEAN.
Secara langsung maupun tidak langsung, implementasi tersebut akan berdampak pada
kehidupan masyarakat Indonesia di berbagai aspek. Dengan demikian aspek utama
yang perlu didalami adalah pendidikan.
Pendidikan merupakan aspek
penting yang bisa menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Kemajuan
suatu negara ditentukan oleh bagaimana pendidikan tersebut dilaksanakan. Guru
sebagai komponen penting dalam pendidikan berperan sebagai pengajar dan
pendidik bagi siswa. Oleh sebab itu, seorang guru mempunyai tanggung jawab yang
besar dalam mencapai kemajuan pendidikan bangsa. Guru dengan profesionalitas
tinggi dan mau berdedikasi terhadap pendidikan, maka akan menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
juga.
Profesionalisme
merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya bahwa setiap pekerjaan hendaknya
dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau
profesinya (Mujtahid:2011). Karena itu, seorang guru harus kompeten, mengerti,
dan memahami peserta didik, serta menguasai secara mendalam minimal satu bidang
keilmuan. Selain itu, seorang guru juga harus memiliki sikap dan perilaku yang
baik dalam kesehariannya. Dengan begitu seorang guru dapat dikatakan memiliki
sikap integritas profesional.
Dalam hal mencapai
keprofesionalan seorang guru perlu memeperhatikan komptensi-kompetensi guru
sebagai penunjangnya, yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan
profesional. Tentunya terdapat kendala-kendala yang menjadi hambatan di dalam
prosesnya, baik dari faktor instrinsik maupun ekstrinsik. Faktor instrinsik
berasal dari diri guru itu sendiri yang meliputi kemauan seorang guru untuk
meningkatkan kualitas diri sebagai pendidik. Sedangkan faktor ekstrinsik
berasal dari luar diri guru tersebut, bisa berupa keadaan ekonomi maupun
fasilitas yang kurang memadahi. Selain itu, penguasaan bahasa internasional
yaitu bahasa Inggris bagi guru di Indonesia menjadi kendala yang harus
diperhatikan, karena apabila hal tersebut diabaikan maka posisi guru Indonesia
akan mudah terganti dengan guru-guru dari luar.
Di Era MEA 2015, mau
tidak mau para guru di Indonesia harus siap bersaing dengan guru-guru dari luar
Indonesia. Karena melalui pasar bebas,
tenaga kerja dari luar akan bebas mencari tempat kerja antar lintas negara, termasuk menjadi guru di Indonesia.
Oleh karena itu, guru di Indonesia harus mempersiapkan diri dengan meningkatkat
kualitasnya sebagai pendidik yang profesional agar siap menghadapi persaingan
diantar negara-negara Asia Tenggara.
NAMA : DINA FITRIYANI (123911042)
TUGAS : MENULIS ARTIKEL KORAN
MATA KULIAH : KARYA TULIS ILMIAH
DOSEN PENGAMPU : M. RIKZA CHAMAMI, M.SI