Rabu, 07 Januari 2015

GURU PROFESIONAL MELAWAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN


Arus globalisasi yang tak terhindarkan telah memacu banyak perubahan di berbagai ranah kehidupan. Termasuk pada tingkat regional Asia Tenggara. Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN telah mendeklarasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economis  Community (AEC) yang merupakan perwujudan dari ASEAN Vision, bersama dengan ASEAN Security Community (ASC) dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) yang akan dilaksanakan secara penuh pada akhir tahun 2015 mendatang. Sehubungan dengan hal itu, tujuan yang ingin dicapai oleh ASEAN Community melalui ketiga kebijakan tersebut adalah untuk meningkatkan kerjasama antar negara ASEAN, baik dalam bidang ekonomi, keamana, sosial maupun budaya.

Melalui MEA, akan terjadi pasar bebas diantara negara-negara se-Asia Tenggara, akan meningkatkan interaksi antar negara anggota ASEAN melalui banyak kerjasama  dalam berbagai bidang. MEA akan menjadikan ASEAN seperti sebuah aliansi negara yang besar. Masyarakat wilayah tersebut akan mempunyai akses masuk yang mudah ke luar negeri di kawasan Asia Tenggara dengan tanpa hambatan yang berarti. Dengan kata lain, MEA dimaksudkan untuk membawa ASEAN lebih dekat dengan masyarakatnya, karena dalam penerapannya akan melibatkan masyarakat negara-negara anggota ASEAN dalam berbagai program ASEAN. Sehinga pada masa mendatang, ASEAN bukan lagi hanya didominasi oleh kalangan pejabat pemerintah dan diplomat, namun juga seluruh masyarakat negara-negara anggota.
Sebagai salah satu penggagas pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN Community), Indonesia perlu melakukan pendalaman materi terkait dengan program yang dicanangkan. Agar dalam implementasinya Indonesia memiliki bekal yang cukup  untuk menghadapi berbagai hambatan dalam persaingan pasar bebas antar negara-negara ASEAN. Secara langsung maupun tidak langsung, implementasi tersebut akan berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia di berbagai aspek. Dengan demikian aspek utama yang perlu didalami adalah pendidikan.
Pendidikan merupakan aspek penting yang bisa menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh bagaimana pendidikan tersebut dilaksanakan. Guru sebagai komponen penting dalam pendidikan berperan sebagai pengajar dan pendidik bagi siswa. Oleh sebab itu, seorang guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mencapai kemajuan pendidikan bangsa. Guru dengan profesionalitas tinggi dan mau berdedikasi terhadap pendidikan, maka akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas juga.
Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya bahwa setiap pekerjaan hendaknya dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya (Mujtahid:2011). Karena itu, seorang guru harus kompeten, mengerti, dan memahami peserta didik, serta menguasai secara mendalam minimal satu bidang keilmuan. Selain itu, seorang guru juga harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam kesehariannya. Dengan begitu seorang guru dapat dikatakan memiliki sikap integritas profesional.
Dalam hal mencapai keprofesionalan seorang guru perlu memeperhatikan komptensi-kompetensi guru sebagai penunjangnya, yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional. Tentunya terdapat kendala-kendala yang menjadi hambatan di dalam prosesnya, baik dari faktor instrinsik maupun ekstrinsik. Faktor instrinsik berasal dari diri guru itu sendiri yang meliputi kemauan seorang guru untuk meningkatkan kualitas diri sebagai pendidik. Sedangkan faktor ekstrinsik berasal dari luar diri guru tersebut, bisa berupa keadaan ekonomi maupun fasilitas yang kurang memadahi. Selain itu, penguasaan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris bagi guru di Indonesia menjadi kendala yang harus diperhatikan, karena apabila hal tersebut diabaikan maka posisi guru Indonesia akan mudah terganti dengan guru-guru dari luar.
Di Era MEA 2015, mau tidak mau para guru di Indonesia harus siap bersaing dengan guru-guru dari luar Indonesia. Karena melalui pasar bebas,  tenaga kerja dari luar akan bebas mencari tempat kerja antar lintas  negara, termasuk menjadi guru di Indonesia. Oleh karena itu, guru di Indonesia harus mempersiapkan diri dengan meningkatkat kualitasnya sebagai pendidik yang profesional agar siap menghadapi persaingan diantar negara-negara Asia Tenggara. 

NAMA                                    : DINA FITRIYANI (123911042)
TUGAS                                   : MENULIS ARTIKEL KORAN
MATA KULIAH                    : KARYA TULIS ILMIAH
DOSEN PENGAMPU           : M. RIKZA CHAMAMI, M.SI



Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar