Selasa, 04 November 2014

JURNAL ILMIAH


IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MI
DINA FITRIYANI  (123911042)
Mahasiswi PGMI 5B
FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN
UIN WALISONGO SEMARANG

Abstrak : “Learning cycle is one model of learning with a constructivist approach. Learning Cycle or abbreviated LC is a model student-centered learning”. Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: eksplorasi (exploration),  pengenalan konsep (concept introduction), dan penerapan konsep (consept application). Yang kemudian dikembangkan menjadi lima tahap (Lorsbach, 2002 dalam Wena, 2011:171) yang terdiri atas tahap pembangkitan minat (engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (exploration), elaborasi (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation).
Kata Kunci: model pembelajaran siklus belajar, learning cycle, model pembelajaran kontruktivis.

PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, guru akan menemukan berbagai permasalahan, baik permasalahan siswa, permasalahan metodologis, permasalahan akademis maupun permasalahan non akademis lainnya. Semua permasalahan tersebut tentunya berimplikasi langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian hasil pembelajaran. Semua permasalahan harus dianggapan sebagai tantangan seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk mempunyai beberapa kiat ataupun strategi dalam menghadapi permasalahan.
Dilihat dari perilaku belajar siswa, juga akan ditemukan berbagai permasalahan. Misalnya ada siswa yang lambat memahami isi pembelajaran, ada siswa yang tidak bisa bekerja secara kelompok, ada siswa yang tidak mampu membuat kesimpulan terhadap permasalahan, dan berbagai permasalahan-permasalahan lainnya. Oleh karena berbagai masalah tersebut, maka dibutuhkan suatu strategi berupa model-model pembelajaran untuk menanggulangi permasalahan yang ada.
Model pembelajaran siklus belajar merupakan pembelajaran yang berbasis active learning yang berorientasi pada pendekatan kontruktivis, semoga bisa menjadi alternatif pembelajaran untuk memudahkan guru dan siswa dalam menghadapi permasalahan-permasalahan pendidikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Learning cycle is one model of learning with a constructivist approach. Learning Cycle or abbreviated LC is a model student-centered learning.” Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis. Learning Cycle atau disingkat LC adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Model pembelajaran siklus pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study/SCIS (Trowbridge dan Bybee dalam Wena, 2011:170).[1] Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif.
Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: eksplorasi (exploration),  pengenalan konsep (concept introduction), dan penerapan konsep (consept application).[2]
Pada proses selanjutnya, tiga tahap siklus (eksplolasi, pengenalan konsep, dan penerapan) tersebut mengalami pengembangan. Tiga siklus tersebut menjadi lima tahap (Lorsbach, 2002 dalam Wena, 2011:171) yang terdiri atas tahap pembangkitan minat (engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (exploration), elaborasi (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation).[3]
a.         Pembangkitan Minat (engagement)
Tahap pembangkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar. Pada tahap ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang proses faktual tentang kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan).
b.        Eksplorasi (exploration)
Eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus belajar. Pada tahap eksplorasi dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa, kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru. Dalam kelompok ini siswa didorong untuk menguji hipotesis dan atau membuat hipotesis baru, mencoba alternatif pemecahannya dengan teman sekelompok, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat yang berkembang dalam diskusi.
c.         Penjelasan (explanation)
Penjelasan merupakan siklus ketiga siklus belajar. Pada tahap penjelasan, guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/ pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa atau guru. Dengan adanya diskusi tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas, dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi.
d.        Elaborasi (elaboration/extention)
Elaborasi merupakan tahap keempat siklus belajar. Pada tahap elaborasi siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks yang berbea. Dengan demikian, siswa akan belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan/ mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya dalam situasi baru. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar siswa tentu dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa.
e.         Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam siklus belajar. Pada tahap evaluasi, guru dapat mengamati pengerahuan atau pemahaman siswa dalam menerapkan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya.
Berdasarkan tahapan dalam model pembelajaran siklus belajar, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari. Terlebih dalam pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah, siswa diharapkan mampu berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung, supaya materi yang disampaikan dapat terserap dengan baik dan optimal.
Perbedaan mendasar antara model pembelajaran siklus belajar dengan pembelajaran konvensional adalah guru lebih banyak bertanya daripada memberi tahu. Misalnya, pada waktu akan melakukan eksperimen terhadap suatu permasalahan, guru tidak memberi petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, tetapi guru mengajukan pertanyaan penuntun tentang apa yang akan dilakukan siswa. Dengan demikian, kemampuan analisis, evaluatif, dan argumentatif siswa dapat berkembang dan meningkat secara signifikan.
Cohen dan Clough menyatakan bahwa LC merupakan strategi jitu bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dilihat dari dimensi guru penerapan strategi ini memperluas wawasan dan meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Sedangkan ditinjau dari dimensi pebelajar, penerapan strategi ini memberi keuntungan sebagai berikut:
1.        Meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
2.        Membantu mengembangkan sikap ilmiah pebelajar.
3.        Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berguna, kreatif, bertanggung jawab, mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi.
4.        Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Adapun kekurangan penerapan strategi ini yang harus selalu diantisipasi diperkirakan sebagai berikut:
1.        Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
2.        Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
3.        Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
4.        Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.
5.        Sulit bagi siswa yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN
Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis. Learning Cycle atau disingkat LC adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Tahap-tahap pembelajaran siklus belajar terdiri dari tahap pembangkitan minat (engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (explanation), elaborasi (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation). Kelebihan dari model pembelajaran siklus belajar adalah dapat meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan kelemahannya adalah terlalu banyak membutuhkan waktu dan tenaga.
Dari hasil telaah pustaka di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut : untuk dapat memperoleh hasil yang optimal melalui model pembelajaran siklus belajar, diperlukan guru yang kreatif dan peserta didik yang partisipatif agar kelas tidak terkesan monotone dan menyenangkan. Terlebih bagi guru yang mengajar untuk bisa mempersiapkan atau mengkondisikan peserta didik dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Astutik, Sri, Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Jember: 2012
Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara:2011



[1]   Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Bumi Aksara:2011). Hlm. 170
[2] Sri Astutik, Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar, (Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Jember: 2012). Hlm. 16
[3] Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Bumi Aksara:2011). Hlm. 171-172