IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
SIKLUS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MI
DINA FITRIYANI (123911042)
Mahasiswi PGMI 5B
FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN
UIN WALISONGO SEMARANG
Abstrak
: “Learning cycle is one model of
learning with a constructivist approach. Learning Cycle or abbreviated LC is a
model student-centered learning”. Siklus belajar merupakan salah satu model
pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga
tahap, yaitu: eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction), dan penerapan konsep (consept application). Yang kemudian dikembangkan menjadi lima tahap
(Lorsbach, 2002 dalam Wena, 2011:171) yang terdiri atas tahap pembangkitan
minat (engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (exploration), elaborasi (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation).
Kata
Kunci: model pembelajaran siklus belajar, learning cycle, model pembelajaran
kontruktivis.
PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas, guru akan menemukan berbagai permasalahan, baik
permasalahan siswa, permasalahan metodologis, permasalahan akademis maupun
permasalahan non akademis lainnya. Semua permasalahan tersebut tentunya
berimplikasi langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian hasil
pembelajaran. Semua permasalahan harus dianggapan sebagai tantangan seorang
guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut
untuk mempunyai beberapa kiat ataupun strategi dalam menghadapi permasalahan.
Dilihat dari perilaku
belajar siswa, juga akan ditemukan berbagai permasalahan. Misalnya ada siswa
yang lambat memahami isi pembelajaran, ada siswa yang tidak bisa bekerja secara
kelompok, ada siswa yang tidak mampu membuat kesimpulan terhadap permasalahan,
dan berbagai permasalahan-permasalahan lainnya. Oleh karena berbagai masalah
tersebut, maka dibutuhkan suatu strategi berupa model-model pembelajaran untuk
menanggulangi permasalahan yang ada.
Model pembelajaran
siklus belajar merupakan pembelajaran yang berbasis active learning yang berorientasi pada pendekatan kontruktivis,
semoga bisa menjadi alternatif pembelajaran untuk memudahkan guru dan siswa
dalam menghadapi permasalahan-permasalahan pendidikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
“Learning cycle is one model of learning with a constructivist approach.
Learning Cycle or abbreviated LC is a model student-centered learning.”
Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivis. Learning Cycle atau
disingkat LC adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Model pembelajaran
siklus pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study/SCIS
(Trowbridge dan Bybee dalam Wena, 2011:170).[1] Learning Cycle merupakan rangkaian
tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa
dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran
dengan jalan berperanan aktif.
Siklus belajar
merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang
pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: eksplorasi (exploration), pengenalan
konsep (concept introduction), dan
penerapan konsep (consept application).[2]
Pada proses
selanjutnya, tiga tahap siklus (eksplolasi, pengenalan konsep, dan penerapan)
tersebut mengalami pengembangan. Tiga siklus tersebut menjadi lima tahap
(Lorsbach, 2002 dalam Wena, 2011:171) yang terdiri atas tahap pembangkitan
minat (engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (exploration),
elaborasi (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation).[3]
a.
Pembangkitan Minat (engagement)
Tahap
pembangkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar. Pada tahap ini,
guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang
akan diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang
proses faktual tentang kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik
bahasan).
b.
Eksplorasi (exploration)
Eksplorasi
merupakan tahap kedua model siklus belajar. Pada tahap eksplorasi dibentuk
kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa, kemudian diberi kesempatan untuk
bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru. Dalam
kelompok ini siswa didorong untuk menguji hipotesis dan atau membuat hipotesis
baru, mencoba alternatif pemecahannya dengan teman sekelompok, melakukan dan
mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat yang berkembang dalam diskusi.
c.
Penjelasan (explanation)
Penjelasan
merupakan siklus ketiga siklus belajar. Pada tahap penjelasan, guru dituntut
mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/ pemikiran
sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling
mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa atau guru. Dengan adanya diskusi
tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas,
dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi.
d.
Elaborasi (elaboration/extention)
Elaborasi
merupakan tahap keempat siklus belajar. Pada tahap elaborasi siswa menerapkan
konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks
yang berbea. Dengan demikian, siswa akan belajar secara bermakna, karena telah
dapat menerapkan/ mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya dalam situasi
baru. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi
belajar siswa akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar siswa tentu dapat
mendorong peningkatan hasil belajar siswa.
e.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi
merupakan tahap akhir dalam siklus belajar. Pada tahap evaluasi, guru dapat
mengamati pengerahuan atau pemahaman siswa dalam menerapkan konsep baru. Siswa
dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari
jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh
sebelumnya.
Berdasarkan tahapan
dalam model pembelajaran siklus belajar, diharapkan siswa tidak hanya mendengar
keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis,
mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari. Terlebih dalam
pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah, siswa diharapkan mampu berperan aktif
selama proses pembelajaran berlangsung, supaya materi yang disampaikan dapat
terserap dengan baik dan optimal.
Perbedaan mendasar
antara model pembelajaran siklus belajar dengan pembelajaran konvensional
adalah guru lebih banyak bertanya daripada memberi tahu. Misalnya, pada waktu
akan melakukan eksperimen terhadap suatu permasalahan, guru tidak memberi
petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, tetapi guru mengajukan
pertanyaan penuntun tentang apa yang akan dilakukan siswa. Dengan demikian,
kemampuan analisis, evaluatif, dan argumentatif siswa dapat berkembang dan
meningkat secara signifikan.
Cohen dan Clough
menyatakan bahwa LC merupakan strategi jitu bagi pembelajaran sains di sekolah
menengah karena dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru
dan siswa. Dilihat dari dimensi guru penerapan strategi ini memperluas wawasan
dan meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.
Sedangkan ditinjau dari dimensi pebelajar, penerapan strategi ini memberi
keuntungan sebagai berikut:
1.
Meningkatkan motivasi belajar karena
pebelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
2.
Membantu mengembangkan sikap ilmiah
pebelajar.
3.
Siswa mampu mengembangkan potensi
individu yang berhasil dan berguna, kreatif, bertanggung jawab,
mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi.
4.
Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Adapun kekurangan
penerapan strategi ini yang harus selalu diantisipasi diperkirakan sebagai
berikut:
1.
Efektifitas pembelajaran rendah jika
guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
2.
Menuntut kesungguhan dan kreativitas
guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
3.
Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih
terencana dan terorganisasi.
4.
Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih
banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.
5.
Sulit bagi siswa yang tidak dapat
berkomunikasi dengan baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Siklus belajar
merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis. Learning Cycle atau disingkat LC adalah
model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Tahap-tahap pembelajaran siklus belajar
terdiri dari tahap pembangkitan minat (engagement),
eksplorasi (exploration), penjelasan
(explanation), elaborasi (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation). Kelebihan dari model
pembelajaran siklus belajar adalah dapat meningkatkan motivasi belajar karena
pebelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan
kelemahannya adalah terlalu banyak membutuhkan waktu dan tenaga.
Dari hasil telaah
pustaka di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut : untuk dapat
memperoleh hasil yang optimal melalui model pembelajaran siklus belajar,
diperlukan guru yang kreatif dan peserta didik yang partisipatif agar kelas
tidak terkesan monotone dan menyenangkan. Terlebih bagi guru yang mengajar
untuk bisa mempersiapkan atau mengkondisikan peserta didik dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, Sri, Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar, Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Jember: 2012
Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi
Aksara:2011
[1]
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Bumi Aksara:2011).
Hlm. 170
[2]
Sri Astutik, Jurnal Ilmu Pendidikan
Sekolah Dasar, (Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Jember: 2012). Hlm. 16
[3]
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer, (Bumi Aksara:2011). Hlm. 171-172