Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan di bidang teknologi
informasi dan komunikasi telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi
kehidupan manusia. Kita dapat dengan mudah mengakses informasi dari belahan
bumi manapun hanya dalam hitungan detik. Di Era globalisasi ini, mau tidak mau,
manusia dituntut untuk terus mengikuti kemajuan teknologi informasi yang luar
biasa. Dalam konteks pendidikan sendiri, internet sebagai salah satu
perkembangan teknologi masa kini menjadi salah satu media alternatif dalam
proses belajar mengajar.

E-learning merupakan
proses pembelajaran efektif dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai
sarana penyampaian data/materi. Melalui e-learning, proses pembelajaran tidak
hanya terfokus pada tindakan dalam kelas, namun dapat dilakukan dimanapun
pembelajar dan anak didik berada.
Globalisasi memiliki dampak yang beragam bagi kehidupan manusia,
salah satunya dalam konteks pendidikan dan teknologi. Dalam konteks inilah
bidang-bidang kehidupan umat manusia yang kurang siap dalam menghadapi
globalisasi perlu bebenah diri, terutama dalam bidang pendidikan. Karena,
pendidikan adalah tonggak utama sebagai sarana untuk membentuk karakter dan
sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, seiring perkembangan
zaman, mau tidak mau segala komponen pendidikan harus mengikuti perkembangan
teknologi yang semakin pesat. Hal itu menandakan bahwa sudah semestinya
pendidik atau pihak pembelajar memiliki kepentingan untuk membentuk karakter
dan sumber daya manusia yang siap bergulat menghadapi arus globalisasi.
Bill Gates pernah berkata bahwa “the near future everything will
be on the internet”, hal itu menunjukkan bahwa internet sebagai salah satu
produk dari perkembangan teknologi informasi dan komukasi telah menguasai
segala ranah kehidupan. Disamping itu, pembelajaran merupakan salah satu bagian
penting dari pendidikan, yang mana proses dalam pembelajaran sangat menentukan
apakah tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal ataukah justru
sebaliknya, tujuan pendidikan mengalami kegagalan.
Menurut Musthofa Rembangy (2008: 152), Praktik pembelajaran dalam artian
sederhana ialah serangkaian proses belajar yang terdiri dari berbagai komponen
belajar baik dari subjek belajar, objek belajar, strategi, media, alat
pembelajaran maupun evaluasi yang berorientasi pada tercapainya tujuan yang
hendak dicapai.
E-learning disini berlaku sebagai
strategi, media maupun alat pembelajaran yang memfasilitasi subjek dan objek
pembelajaran agar proses pembelajaran lebih efisien dan menyenangkan. E-learning
sebagai salah satu produk teknologi pendidikan berusaha mengatasi masalah
pendidikan dan memfasilitasi pemecahan pembelajaran pada manusia dimana saja,
kapan saja, dengan cara apa saja dan oleh siapa saja. E-learning
berkembang karena adanya kebutuhan tuntutan zaman, yaitu kebutuhan untuk
belajar lebih efektif, lebih efisian, lebih praktis, dan sebagainya.
Timbul Pardede
(2012:5) mengemukakan bahwa metode penyampaian materi e-learning, dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1.
Synchronous e-learning, proses pembelajaran disampaikan secara langsung. Proses
pembelajaran dilakukan secara real time, di mana pengajar dan peserta
didik dapat berkomunikasi secara online pada waktu yang sama di ruang
atau tempat yang berbeda, misalnya: Video Conference, teleconference,
chatting, skype, dan sebagainya.
2.
Asynchronous e-learning, proses pembelajaran disampaikan tidak secara langsung atau tidak
secara bersamaan. Sistem e-learning berupa LMS dan konten baik berbasis
teks atau multimedia sangat berperan. Aplikasi yang tidak bergantung pada waktu
dan tempat dimana pengajar dan peserta didik dapat mengakses ke sistem dan
melakukan komunikasi antar mereka yang disesuaikan dengan waktu dan tempat
masing-masing pengguna. Pengajar menyampaiakan materi pembelajaran melalui
teks/audio/video, komputer atau lainnya, dan peserta didik merespon pada lain
waktu. Misalnya pengajar menyampaikan materi pembelajaran dan peserta didik
merespon melalui web atau email.
Dengan
adanya e-learning, penyampaian materi pembelajaran tidak lagi terkesan monotone, karena bentuk penrasferan
ilmu pengetahuan tidak hanya melalui ceramah guru, namun juga dengan mencari
referensi dari pihak lain mengenai materi yang terkait. Disini peran guru
(pembelajar) bukan sebagai pusat ilmu
pengetahuan, namun hanya sebagai pengamat dan pembimbing. Guru (pembelajar)
dituntut agar lebih kreatif dan inovatif agar bisa menjadi pancingan bagi anak
didiknya. Tentu saja hal ini akan sangat bermanfaat bagi pembelajar dan peserta
didik untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Harapan
penulis, agar kedepannya metode e-learning dapat terus dikembangkan dan
diterapkan dalam proses pembelajaran di Indonesia agar kualitas pendidikan di
Indonesia semakin maju dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Pemerintah
sebagai instituisi yang terkait juga di harapkan dapat membantu mengoptimalkan
penerapan metode e-learning dalam proses pembelajaran dengan cara memfasilitasi
sekolah-sekolah dengan adanya jaringan internet gratis untuk pendidikan.