I.
PENDAHULUAN
Dalam manajemen, terdapat beberapa fungsi pokok. Fungsi evaluasi
merupakan salah satu di antaranya. Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari sesuatu apapun yang terprogram, tak terkecuali bagi program
pembelajaran sabagai bagian dari program pendidikan dalam arti makro.
Melakasanakan evaluasi terhadap program pendidikan merupakan tugas bagi seorang
evaluator dalam manajemen sekolah, namun bukan berarti hanya evaluator saja
yang harus memahami model-model evaluasi program pendidikan. Para pendidik dan
calon pendidik serta praktisi lain yang berkecimpung di dalam program
pendidikan perlu memahaminya.
Oleh karena itu, kami akan mencoba sedikit memaparkan tengatang
evaluasi program pendidikan agar kita semua bisa memahami dan mempersiapkan
diri pada suatu hari nanti.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Apa
Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Program?
B.
Bagaimana
Tujuan dan Fungsi Program?
C.
Bagaimana
Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program?
D.
Apa
saja Objek atau Sasaran Evaluasi Program?
E.
Bagaimana
Cara Melaksanakan Evaluasi Program?
F.
agaimana
Menyusun Laporan Evaluasi Program?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Program
Ada tiga istilah yang digunakan dan perlu disepakati pemakaiannya,
sebelum disampaikan uraian lebih lanjut tentang evaluasi program, yaitu
“evaluasi (evaluation)”, “pengukuran (measurement)”, “dan
penilaian (assessment).
Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa inggris). Kata
tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan
mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi
“evaluasi”. Istilah “penilaian” merupakan kata benda dari “nilai”. Pengertian
“pengukuran” mengacu pada kegiatan membandingkan sesuatu hal dengan satuan
ukuran tertentu, sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.[1]
Menurut pengertian secara umum, “program” dapat diartikan sebagai
“rencana”. Jika seorang siswa ditanya oleh guru, apa programnya sudah lulus
dalam menyelesaikan pendidikan disekolah yang diikuti maka arti “program” dalam
kalimat tersebut adalah rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan
setelah lulus. Rencana ini mungkin berupa keinginan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, mencari pekerjaan, membantu orang tua dalam
membina usaha, atau mungkin belum menentukan program apapun.[2]
Definisi evaluasi program yang kami kutip dalam buku evaluasi
program pendidikan yang dikemukakan oleh Ralph Tyler, mengatakan bahwa evaluasi
program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat
terealisasikan. Menurut Cronbach (1963) dan Sufflebeam (1971), mengemukakan
bahwa evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan
kepada pengambil keputusan. Sehubungan dengan definisi tersebut Standford
Evolution Consersium Group menegaskan bahwa evaluator menyediakan informasi,
evaluator bukanlah pengambil keputusan tentang suatu program(Cronbach:1982).[3]
Adapun menurut Joint Committee On Standars For Educational
Evaluation (1981:12) program evaluations that assess educational activities
which provide service on a continuing basis and often involve curricular
offerings. Evaluasi program merupakan evaluasi yang menilai aktifitas
dibidang pendidikan dengan menyediakan data yang berkelanjutan. Dengan demikian
evaluasi program merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan secara
cermat untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan atau keberhasilan suatu program
dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponennya, baik terhadap
program yang sedang berjalan maupun program yang telah berlalu.[4]
B.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Program
1.
Tujuan
Evaluasi Program
Tujuan
diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program
dengan langkah keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluator program ingin mengetahui
bagian mana dari komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa
sebabnya. Oleh karena itu, sebelum mulai dengan langkah evaluasi, evaluator
perlu memperjelas dirinya dengan apa tujuan program yang akan dievaluasi.
2.
Fungsi
Evaluasi Program
Dengan
mengetahui makna evaluasi (penilaian) ditinjau dari beberapa segi dalam sisitem
pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa fungsi penilaian ada beberapa hal:
a.
Penilaian
berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi terhadap siswanya. Penilaian itu mempunyai berbagai tujuan,
antara lain:
1)
Untuk
memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu,
2)
Untuk
memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya,
3)
Untuk
memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa,
4)
Untuk
memilih siswa yang sudah paham dan berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
b.
Penilaian
bernilai diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan
siswa. Jadi dengan mengaadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis
kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.
c.
Penilaian
berfungsi sebagai penempatan
Sistem
baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat, adalah sistem belajar
sendiri. belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket
belajar, baik itu berbentuk modul, atau paket belajar yang lain. Pendekatan
yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara
kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang siswa
harus ditempatkan. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama,
akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d.
Penilaian
berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi
keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan.[5]
C.
Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program
Sejalan
dengan pengertian yang terkandung di dalamnya, maka evaluasi memiliki ciri-ciri
dan persyaratan sebagai berikut:
1.
Proses
kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah yang berlaku bagi penelitian
pada umumnya.
2.
Peneliti
harus berfikir secara sistematis, yaitu memandang program yang diteliti sebagai
sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling
berkaitan satu sama lain dalam menunjang keberhasilan kinerja dari objek yang
dievaluasi.
3.
Agar
dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlunya
identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.
4.
Menggunakan
standar, kriteria, atau tolak ukur sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi
nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan.
5.
Dalam
melakukan kegiatan evaluasi program peneliti harus berkiblat pada tujuan
kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolak ukur.
6.
Agar
informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk
mengetahui bagian mana program yang belum terlaksana, maka perlu identifikasi
komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai pada
indikator program yang dievaluasi.
7.
Standar,
kriteria, atau tolak ukur diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang paling
kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari
proses kegiatan.
8.
Dari
hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat
sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.[6]
D.
Obyek atau Sasaran Evaluasi Program
Untuk
dapat mengenal sasaran evaluasi secara cermat, kita perlu memusatkan perhatian
pada aspek-aspek yang bersangkut-paut dengan keseluruhan kegiatan
belajar-mengajar. Untuk itu ada baiknya kita mengenal kembali model
transformasi proses pendidikan formal di sekolah. di dalam proses transformasi,
siswa yang baru masuk mengikuti proses pendidikan dipandang sebagai bahan
mentah yang akan diolah (ditransformasikan diubah dari bahan mentah menjadi
bahan jadi) melalui proses pengajaran. Siswa yang baru masuk (input) ini
memiliki karakteristik atau kekhususan sendiri-sendiri, yang banyak
mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Disamping itu ada masukan lain yang
juga berpengaruh dalam keberhasilam belajar siswa, yaitu masukan instrumental
dan lingkungan. Yang dapat dimasukkan sebagai masukan instrumental adalah
materi/kurikulum, guru, metode mengajar, dan sarana pendidikan (alat, bahan,
dan media belajar). Siswa yang sudah dimasukkan ke dalam alat pemproses yaitu
transformasi, dan sudah menjadi bahan jadi, dikenal dengan istilah hasil atau
keluaran (output).
Lingkungan bukan manusia
|
Proses
transformasi
|
Materi/ kurikulum
|
guru
|
Metode mengajar
|
Output
(keluaran)
|
Sarana (media/alat)
|
Input
(masukan
|
Lingkungan manusia
|
Gambar
proses transformasi belajar mengajar.[7]
E.
Cara mencari Evaluasi Program
Apabila guru ingin melakukan evaluasi program dengan lebih seksama,
misalnya ingin menelusuri secara khusus latar belakang keluarga siswa, terlebih
dahulu harus menyusun evaluasi sekaligus instrument pengumpulan data. Mengenai
bagaimana menyiapkan instrument untuk angket, pedoman wawancara, pedoman
pengamatan, dan sebagainya, dapat dipelajari dari buku-buku penelitian. Sebagai
cara yang paling sederhana adalah mengadakan pencatatan terhadap peristiwa yang dialami dari kegiatan sehari-hari
dikelas.
Deretan pertanyaan yang diajukan berpangkal dari komponen-komponen
transformasi yang sudah kita ketahui dalam uraian diatas. berikut ini
disampaikan beberapa contoh:
1)
Pertanyaan
tentang siswa:
a)
Apakah
kehadiran siswa sudah baik? Lengkap dan tepat waktu?
b)
Apakah
siswa tertarik pada pelajaran kita? Jika tidak atau kurang apakah kira-kira
sebabnya?
c)
Apakah
siswa tidak enggan melibatkan diri dalam kegiatan belajar- mengajar ? dan
sebagainya.
2)
Pertanyaan
tentang guru:
a)
Apakah
sebelum mengajar guru sudah menguasai meteri yang akan diajarkan dengan
sebaik-baiknya?
b)
Apakah
guru dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa?
c)
Apakah
guru dapat berlaku adil terhadap siswa?
d)
Apakah
guru sudah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada siswa? Dan
sebagainya.
3)
Pertanyaan
tentang kurikulum:
a)
Seberapa
tinggikah tingkat pemahaman guru terhadap materi yang tertera dalam GBPP?
b)
Apakah
guru dapat menyajikan materi secara urut seperti urutan penyajian dalam GBPP?
c)
Apakah
materi yang tertera dalam GBPP tidak terlalu sulit bagi siswa untuk kelas yang
bersangkutan?
d)
Bagaimanakah
kaitan materi dalam GBPP mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain?
Dan sebagainya.
4)
Pertanyaan
tentang sarana:
a)
Apakah
pokok bahasan yang memerlukan alat peraga sudah dipenuhi kebutuhannya?
b)
Apakah
alat peraga yang dipilih sudah tepat?
c)
Apakah
guru sudah terampil menggunakan alat peraga?
d)
Apakah
siswa sudah cukup dilibatkan dalam penggunaan alat peraga? Dan sebagainya.
5)
Pertanyaan
tentang metode dan pendekatan:
a)
Apakah
dengan metode yang digunakan, hasil belajar siswa sudah cukup tinggi?
b)
Apakah
dengan metode yang dipilih ini siswa mengikuti pelajaran dengan bergairah?
c)
Dengan
pengelompokan yang diambil, apakah semua siswa sudah terlibat dengan aktif?
d)
Apakah
hasil tugas yang diselesaikan oleh siswa tidak terlihat bahwa satu dua orang
siswa mendominasi kawannya dalam bekerja? Dan sebagainya.
6)
Pertanyaan
tentang lingkungan manusia:
a)
Apakah
guru sudah memanfaatkan orang-orang yang ada dilingkungan siswa untuk menunjang
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar?
b)
Adakah
orang disekitar siswa yang mempunyai pengaruh kurang baik terhadap siswa?
Andaikata ada, apakah guru sudah
mengambil langkah dengan tepat?
c)
Apakah
guru sudah mengarahkan siswa untuk mencoba memanfaatkan orang-orang yang ada
sebagai manusia sumber untuk menambah pengetahuannya? Dan sebagainya.
7)
Pertanyaan
tentang lingkungan bukan manusia:
a)
Apakah
guru sudah memanfaatkan dengan baik hal-hal yang ada dilingkungan siswa untuk
menunjang kegiatan belajar-mengajar?
b)
Apakah
siswa sudah diarahkan untuk memanfaatkan lingkungan menurut kepentingan mereka
sendiri? dan sebagainya.[8]
F.
Menyusun Laporan Evaluasi Program
Produk fisik sebuah evaluasi terlihat pada laporan tertulisnya.
Laporan tertulis harus disusun oleh seorang atau tim evaluator, sehingga hasil
evaluasinya dapat dipublikasikan dengan baik secara luas kepada orang atau
pihak lain.
Setiap laporan evaluasi
biasanya memuat empat hal pokok, yaitu:
1.
Permasalahan,
2.
Metodologi
evaluasi,
3.
Hasil
evaluasi, dan
4.
Kesimpulan
atas hasil evaluasinya.[9]
Laporan evaluasi tak ubahnya seperti laporan penelitian, ada yang
menggunakan pendekatan kuantitatif, dan ada yang menggunakan pendekatan
kualitatif. Laporan evaluasi yang menggunakan pendekatan kuantitatif umumnya
mempunyai susunan laporan yang relative tetap, biasanya terdiri atas lima atau
enam bab, seperti berikut:
Bab
I : Pendahuluan
Bab
II : Pembahasan Kepustakaan
Bab
III : Metodologi Evaluasi
Bab
IV : Hasil Evaluasi
Bab
V : Pembahasan Hasil Evaluasi
Bab
VI : Kesimpulan dan Rekomendasi
Pada
bab pendahuluan, biasanya terdapat subbab seperti:
1.
Latar
Belakang Masalah
2.
Rumusan
Masalah
3.
Tujuan
Evaluasi
4.
Manfaat
Evaluasi
5.
Batasan
Konsep/istilah/ variabel evaluasi.
Pada bab Pembahasan Kepustakaan, subbabnya sangat bergantung pada
jumlah topik atau masalah dan garis miring atau bangunan teori yang melandasi
pelaksanaan evaluasi. Tujuannya untuk menunjukkan sejumlah konsep, teori, data,
temuan-temuan yang bersangkut paut dengan masalah evaluasi sehingga masalah
yang dievaluasi menjadi lebih jelas dan kedudukannya dalam kerangka khazanah
pengetahuan/ kepustakaan terbukti sudah ada.
Pada bab Metodologi Evaluasi, subbabnya meliputi tipe/ pendekatan/
model evaluasi yang dilakukan, populasi dan sampel evaluasi, metode pengumpulan
data, istrumen pengukuran variabel dan metode/ teknik/ strategi analisi data.
Bab yang menyajikan Hasil Evaluasi, subbabnya sangat bergantung
pada jumlah topik/ masalah evaluasi. Jika yang dievaluasi melibatkan lima aspek
maka subbabnya tentu lima, apabila melibatkan tujuh aspek maka subbabnyapun
tujuh, demikian seterusnya.
Bab Pembahasan Hasil Evaluasi biasanya menguraikan dan membahas
keseluruhan hasil evaluasi beserta tinjauan kepustakaan yang ada, hasil-hasil
evaluasi yang lain, dan metodologi evaluasi yang digunakan, guna
diperbandingkan satu dengan yang lain, dilacak keterkaitannya satu dengan yang
lain, dan metolodologi evaluasi yang digunakan, guna diperbandingkan satu
dengan yang lain, dilacak keterkaitannya satu dengan yang lain, dan bahkan
dievaluasi satu dengan yang lain sehingga kita dapat “menempatkan” bagaimana
posisi hasil/ temuan evaluasi tersebut dalam perspektif khazanah pengetahuan/
teori yang telah ada.
Bab Kesimpulan dan Rekomendasi biasanya terdiri atas subbab
kesimpulan evaluasi dan subbab saran-saran.[10]
IV.
KESIMPULAN
Menurut Joint Committee On Standars For Educational Evaluation
(1981:12) program evaluations that assess educational activities which
provide service on a continuing basis and often involve curricular offerings.
Evaluasi program merupakan evaluasi yang menilai aktifitas dibidang pendidikan
dengan menyediakan data yang berkelanjutan.
Tujuan diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui
pencapaian tujuan program dengan langkah keterlaksanaan kegiatan program,
karena evaluator program ingin mengetahui bagian mana dari komponen dan
subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya.
Fungsi evaluasi program meliputi : Penilaian berfungsi selektif,
Penilaian bernilai diagnostik, Penilaian berfungsi sebagai penempatan, dan
Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.
Ciri dan persyaratan evaluasi program : Proses kegiatan penelitian
tidak menyimpang dari kaidah yang berlaku, Peneliti harus berfikir secara
sistematis, perlunya identifikasi komponen, menggunakan standar, kriteria, atau
tolak ukur, hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara
rinci dan akurat.
Obyek atau sasaran evaluasi program meliputi : materi/kurikulum,
guru, metode mengajar, dan sarana pendidikan (alat, bahan, dan media belajar).
Cara melaksanakan evaluasi program terlebih dahulu harus menyusun
evaluasi sekaligus instrument pengumpulan data. Sebagai cara yang paling
sederhana adalah mengadakan pencatatan terhadap peristiwa yang dialami dari kegiatan sehari-hari
dikelas.
Laporan evaluasi tak ubahnya seperti laporan penelitian, ada yang
menggunakan pendekatan kuantitatif, dan ada yang menggunakan pendekatan
kualitatif.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah Dasar-Dasar Manajemen yang kami buat, tentunya
masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalam penulisan maupun pengambilan
referensi, oleh sebab itu kami selaku penyusun makalah ini menerima kritik dan
saran agar untuk pembuatan makalah kami ke depan menjadi lebih baik. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
[1] Prof. Dr.
Suharsini Arikunto, EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN, (Jakarta: BUMI AKSARA, 2010),
hlm.1
[2] Prof. Dr.
Suharsini Arikunto, EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN, (Jakarta: BUMI AKSARA,
2010), hlm.3
[4]
Prof.Dr. S. Eko
Putro Widoyoko, M. Pd, EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN, (Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR: 2009), hlm.9-10
[5] Prof. Dr.
Suharsini Arikunto, DASAR-DASAREVALUASI PENDIDIKAN, (Jakarta: BUMI
AKSARA, 2011), hlm.10-11
[6] Prof. Dr.
Suharsini Arikunto, EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN, (Jakarta: BUMI AKSARA,
2010), hlm. 8-9
[7] Prof. Dr.
Suharsini Arikunto, DASAR-DASAREVALUASI PENDIDIKAN, (Jakarta: BUMI
AKSARA, 2011), hlm.294-295
[8]
Prof. Dr.
Suharsini Arikunto, DASAR-DASAREVALUASI PENDIDIKAN, (Jakarta: BUMI
AKSARA, 2011), hlm.303-305
[9]
Prof. Dr.
Suharsini Arikunto, EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN, (Jakarta: BUMI AKSARA,
2010), hlm.200
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsini, EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN, Jakarta: BUMI AKSARA, 2010.
Arikunto,
Suharsini, DASAR-DASAREVALUASI PENDIDIKAN, Jakarta: BUMI AKSARA, 2011.
Widoyoko, Eko
Putro, EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR: 2009.