Di zaman
sekarang ini, istilah pluralisme telah menjadi tren di kalangan
masyarakat. Banyak dari mereka yang menyamakan antara sikap toleransi
dan pluralisme itu sendiri. Meskipun hampir sama, pada hakekatnya
keduanya (pluralisme-toleransi) itu berbeda.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijabarkan pengertian 'toleransi dan pluralisme' sebagai berikut:
'TOLERANSI' => Bersifat/bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendrian sendiri.
Sedangkan 'PLURALISME' merupakan keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya).
Dalam wikipedia dijelaskan pengertian pluralisme (plural=beragam dan isme=paham) secara umum berarti beragam pemahaman, atau bermacam-macam paham.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijabarkan pengertian 'toleransi dan pluralisme' sebagai berikut:
'TOLERANSI' => Bersifat/bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendrian sendiri.
Sedangkan 'PLURALISME' merupakan keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya).
Dalam wikipedia dijelaskan pengertian pluralisme (plural=beragam dan isme=paham) secara umum berarti beragam pemahaman, atau bermacam-macam paham.
Dalam
perspektif agama (Pluralisme Agama) adalah istilah dari sebuah konsep
yang mempunyai makna luas namun tidak dapat dimaknai secara sembarangan,
berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda dan
dipergunakan sebagai sinonim untuk toleransi agama yang merupakan
prasyarat untuk menjaga keharmonisan antara berbagai pemeluk agama yang
berbeda.
Dalam pandangan islam, sikap menghargai dan toleran kepada pemeluk agama lain adalah mutlak untuk dijalankan sebagai bagian dari keberagaman (pluralitas). Namun anggapan bahwa semua agama adalah sama (pluralisme) tidak diperkenankan, dengan kata lain tidak menganggap bahwa Tuhan yang 'kami' (islam) sembah adalah Tuhan yang 'kalian' (non-islam) sembah.
Dalam pandangan islam, sikap menghargai dan toleran kepada pemeluk agama lain adalah mutlak untuk dijalankan sebagai bagian dari keberagaman (pluralitas). Namun anggapan bahwa semua agama adalah sama (pluralisme) tidak diperkenankan, dengan kata lain tidak menganggap bahwa Tuhan yang 'kami' (islam) sembah adalah Tuhan yang 'kalian' (non-islam) sembah.
Jika
dilihat dari uraian makna 'pluralisme' di atas yang menganggap semua
agama adalah benar, sama/authentic, mempunyai perbedaan dengan makna
'toleransi' yang merupakan paham yang hanya mengakui keberadaan
agama-agama lain untuk menghargai perbedaan/kemajemukan tanpa
menghilangkan keyakinan agama yang bersifat ekslusif dalam diri
pemeluknya.
Kesimpulannya,
'toleransi' bukanlah 'pluralisme', namun keduanya dapat dipadukan.
Pluralisme yang dilandasi toleransi itu tidak berarti bahwa semua agama
dipandang sama. Namun dijadikan sebagai suatu penghormatan akan
kebebasan dan hak untuk beragama bagi setiap orang.
Perbedaan agama tidak boleh menjadi penghalang untuk saling menghargai, menghormati, dan kerjasama.
Biarlah yang berbeda itu menjadi perbedaan, dan jangan dipaksakan untuk menjadi sebuah persamaan.
Perbedaan agama tidak boleh menjadi penghalang untuk saling menghargai, menghormati, dan kerjasama.
Biarlah yang berbeda itu menjadi perbedaan, dan jangan dipaksakan untuk menjadi sebuah persamaan.