Rabu, 26 Februari 2014

[Mozaik Blog Competition 2014] Diary, Awal Mimpiku

Event Mozaik Blog Competition  sponsored by beon.co.id  



Menulis telah menjadi hobbyku sejak SD, meskipun itu hanya sebatas menulis kegiatan sehari-hariku lewat buku diary, aku menikmati kegiatan itu. Bagi orang yang penuh rasa sepertiku, menulis diary merupakan sarana untuk mencurahkan isi hati, disana aku dapat menceritakan apapun yang orang lain tak boleh tahu. Berawal dari kegemaranku menulis kisahku dalam diary itulah, aku tertarik untuk memfisualkan imajinasiku lewat tulisan. Lewat tulisan aku bisa bebas berekspresi. Perasaan sedih, bahagia, cemburu, kecewa, galau, dan segala rasa ku ekspresikan lewat tulisan, puisi, cerpen, maupun hanya sekedar kata-kata singkat.
Aku merupakan orang yang mudah minder, suka pesimis dalam menghadapi premis. Karena sifat burukku itulah mimpiku untuk menjadi penulis sempat tersingkirkan, aku terdiam, vakum dalam tulisan, aku menyerah. Namun berkat dukungan dari para sahabat, aku terus melaju menumbuhkan rasa optimis.
Sudah beberapa kali aku mengikuti lomba menulis, pertama kali aku ikut lomba puisi, aku menang, itu merupakan awal yang luar biasa, semakin memacuku mengejar prestasi, aku terus berjuang, dan berujung dengan kegagalan. Tapi, ketika ku mulai menemui banyak kegagalan, hal itu bukan lagi  menjadi kisah yang dramatis, itu merupakan proses untuk menuju kesuksesanku yang tidak praktis.
Soal kegagalan itu sudah biasa, semakin banyak kegagalan yang kita alami, semakin dekat kita dengan keberhasilan. Menurut buku yang pernah saya baca sih seperti itu. Thomas Alfa Edison pun banyak mengalami kegagalan ketika menciptakan bola lampu, tapi dia tak pernah menyerah hingga eksperimen ke seribu. Kegagalan merupakan awal dari kesuksesan. Kalimat itu sudah familiar, dan itu benar. Dengan adanya kegagalan, kita dituntut untuk menciptakan suatu keberhasilan yang lebih dari yang sekedar kita inginkan. Karena kegagalan itu berkriteria, mempunyai pedoman, dan memiliki tolok penilaian tersendiri.  Soal tulisan, TERE LIYE, seorang penulis yang terkenal dengan bahasanya yang tegas dan lugas pun pernah mengalami kegagalan. Saya pernah membaca di akun sosial medianya bahwa novelnya yang berjudul “Hafalan Sholat Delisa” pernah ditolak penerbit ternama, namun lihat sekarang, novel tersebut malah meledak di pasaran, serta menjadi salah satu novel beliau yang di filemkan.
Menulis itu gampang-gampang mudah. Nah loh. Iya memang benar, menulis itu tidak sulit, mulailah dengan menuliskan hal yang sederhana. Penulis besar dengan kata-kata yang tajam dengan diksi yang mengagumkan pun memulainya dengan hal yang sederhana. yang paling penting, jangan mencela hasil karya sendiri. Seburuk apapun tulisanmu, itu adalah hasilmu. Jika ingin dihargai orang lain, hargai dulu milik kita sendiri. Selain itu, ubahlah kata “buruk” menjadi “kurang baik”, karena yang kurang itu bisa ditambahi menjadi lebih, jika kita terus dan terus berusaha memperbaiki. Salah seorang teman ada yang pernah bilang “kualitas itu akan muncul dengn adanya kuantitas”. Maksudnya, jika kita terus dan terus berlatih, maka kualitas tulisan kitapun lambat laun akan terlihat dengan sendirinya.
Aku sangat suka berbagi, apalagi membagi inspirasi dan imajinasiku. Lewat facebook, twitter, dan juga blog, aku mempublikasikan karyaku kepada semua orang agar bisa membacanya. Sewaktu masih sekolah, aku suka memenuhi madding sekolah dengan karyaku, puisi-puisi, cerpen, dan kata motivasi. Dulu waktu aku masih SMP, ada tugas Bahasa Indonesia untuk membuat puisi, pada saat itu puisiku dinobatkan sebagai puisi terbaik di kelas fersi guruku, Bu Titik. Karena hal itu, aku semangin bersemangat untuk membuat puisi. Selain itu, ada juga tugas membuat drama kelas, pada saat itu banyak yang menggunakan cerita-cerita dongeng yang telah populer di masyarakat, tapi aku tak ingin seperti mereka, akhirnya akupun mengarang cerita sendiri bertemakan persahabatan, membuat naskah untuk teman-temanku, dan ceritakupun diperankan. Pada saat SMApun begitu, ada pementasan drama kelas, dan akupun berlaga sebagai penulis cerita, sutradara, serta pemerannya, :). Aku tak mencari pujian, aku hanya ingin memuaskan rasa hati dengan berbagi.
Aku ingin sekali suatu hari namaku muncul di cover sebuah buku, buku yang eksistensinya memberi manfaat dan dicari. Aku ingin menjadi penulis, penulis dengan gayaku sendiri, yang bisa memberikan pembaca sebuah arti tersendiri, dan aku bahagia karena meninggalkan sebuah kenangan jika ku tak menginjak bumi lagi. Aku menyadari sebatas apa karya-karyaku ini, aku hanyalah seorang “writer wannabe” yang terus berjuang meraih mimpi. Namun, Aau yakin, suatu saat aku mampu mewujudkan impian menjadi penulis dan puisi-puisi serta kisah-kisahku dalam buku harianku, akan membuat pembacaku menjadi menangis saat sudah di rilis.
Comments
7 Comments

7 komentar:

  1. semangat din :)
    you are something that you think,,
    we always support you sis,, :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. thank u sista,,,,, i can because u too,,,,
      :*

      Hapus
  2. semangat nduk, jaangan lupa untuk terus mengasah, dan perbanyak membaca,... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidakkah kau juga ingin menjadi penulis mbak???? :D

      Hapus
    2. em biasa, hehe
      hanya suka mengarahkan unek2 ke tulisan aja,

      Hapus
    3. tetap saja kau adalah penulis dalam angin, tak terlihat, namun dapat ku rasa, terbaca. :P :D

      Hapus