Penerapan
Pendekatan Terpadu
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di MI
Dosen Pengampu: Zulaikha, M.Pd
Disusun Oleh:
Dina Fitriyani (120911042)
Eka Elfrida Dinda
Famila (123911044)
Nor Bilqis Saqinah (123911078)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2015
I.
PENDAHULUAN
Pembelajaran
bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan
bersastra. Keterampilan berbahasa sendiri meliputi beberapa aspek, yaitu:
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai seorang pengajar nantinya,
kita harus mampu mendesain pembelajaran sedemikan rupa sehingga memasukkan dua
atau lebih keterampilan berbahasa untuk dilatihkan. Hal itu dapat diwujudkan
dengan mendesain pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model
pembelajaran terpadu.
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan
beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta
didik. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa
akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajaran melalui pengalaman
langsung dan nyata yang menghubungkan antarkonsep dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran.
Melalui
makalah ini, penulis akan memaparkan sedikit pembahasan mengenai penerapan
Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian dari pendekatan terpadu?
B.
Bagaimana karakteristik
pendekatan terpadu?
C.
Bagaimana
prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia secara terpadu?
D.
Apa saja kelebihan dan
kelemahan dari pembelajaran terpadu?
E.
Bagaimana penerapan pendekatan
terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan
Terpadu
Pendekatan integratif atau pendekatan terpadu
merupakan pendekatan pembelajaran bahasa dengan cara berpikir menyeluruh, yang
menghubungkan semua aspek keterampilan berbahasa sebagai kesatuan yang bermakna.
Pembelajaran terpadu diartikan sebagai program pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada siswa. Menurut Joni,
pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
Senada dengan pendapat tersebut, Sukandi
mengungkapkan bahwa pembelajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai
kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema.
Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat
dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap pertemuan.
Pembelajaran terpadu model integrated
dapat didefinisikan sebagai pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar
bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi
dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dengan menemukan keterampilan,
konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi.[1]
Arah dan tujuan pendekatan terpadu menurut
Frazee dan Rosse mengarah pada pembentukan pemikiran siswa secara utuh, karena
secara kodrati siswa usia SD memandang sesuatu selalu dengan pandangan yang
utuh dan menyeluruh (holistik). Alasan lain, karena dalam kehidupan sehari-hari
siswa menggunakan pengetahuan tidak secara per-bagian, tetapi secara utuh. Oleh
karena itu, akan lebih baik bila pembelajaran di sekolah diarahkan untuk menuju
pemikiran secara utuh tersebut.[2]
B.
Karakteristik
Pendekatan Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1.
Berpusat pada
anak (Child Centered). Hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2.
Memberikan pengalaman
langsung kepada anak (direct experiences). Dengan pengalaman
langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar
untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.
Pemisahan antar
bidang studi tidak begitu jelas. Dalam
pembelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
Bahkan dalam pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan siswa.
4.
Menyajikan konsep
dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran
terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep
tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan seharihari.
5.
Bersifat luwes
(fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6.
Hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya.
C.
Prinsip-prinsip Pembelajaran
Bahasa Indonesia Secara Terpadu
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran bahasa secara
terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:[3]
1.
Guru hendaknya
tidak bersikap otoriter atau menjadi “single actor” yang mendominasi
aktivitas dalam proses pembelajaran.
2.
Pemberian
tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut
adanya kerjasama kelompok.
3. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang
terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
D. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu dengan model integrated memiliki
beberapa keunggulan yang diantaranya adalah:[4]
1.
adanya kemungkinan
pemahaman antar bidang studi,
2.
memotivasi siswa dalam
belajar, dan
3.
memberikan perhatian pada
berbagai bidang pelajaran yang peting dalam satu waktu, sehingga guru tidak
perlu mengulang materi yang tumpang tindih (Trianto, 2010).
4.
Kegiatan yang
dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
5.
Kegiatan belajar
bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
6.
Keterampilan
berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
7.
Kegiatan belajar
mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak.
8.
Keterampilan
sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
Pendekatan pembelajaran terpadu memiliki beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
1. Pendekatan terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak
hanya pada produk, tetapi juga pada proses.
2. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi
pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses
dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut.
3. Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu banyak
menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak.
4. Penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran
terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku.
E.
Penerapan Pendekatan
Terpadu dalam Bahasa Indonesia
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu; bahasa tidak pernah
digunakan secara terpisah, aspek demi aspek. Dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, materi kebahasaan yang perlu diberikan kepada siswa pada tingkat sekolah
dasar / madrasah ibtidaiyah mencakup:
1.
Lafal dan Intonasi, ini
berkaitan dengan keterampilan membaca dan keterampilan berbicara serta
menyimak.
2.
Ejaan dan tanda baca;
berkaitan dengan keterampilan membaca dan menulis.
3.
Struktur, berkaitan
dengan keempat jenis keterampilan berbahasa.
4.
Kosakata, berkaitan
dengan semua aspek lain, baik aspe keterampilan berbahasa dan struktur.
Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dikelas-kelas rendah,
keterampilan tersebut dapat diwujudkan sebagai berikut:
1. Ketika guru mengajarkan menulis kalimat
atau kata-kata, sekaligus guru mengajarkan bagaimana melafalkannya
(mengucapkannya) dengan tepat. Dalam hal ini guru mengkaitkan kegiatan membaca
dan pemahaman tentang lafal atau ucapan yang tercakup dalam tata bunyi.
2. Ketika guru mengajarkan menulis kalimat
atau kata-kata, guru sekaligus juga mengajarkan bagaimana membacanya,
melafalkannya, dan bagaimana ejaannya. dalam hal ini, kecuali guru mengaitkan
membaca dan lafal, guru juga mengaitkannya dengan fonem, walaupun istilah
tersebut tidak dinyatakan kepada siswa . Hal ini dilihat misalnya pada waktu
siswa harus menuliskan kata-kata seperti, mama, mana, mata, yang maknanya
berbeda-beda karena perbedaan pada /m/n/ dan /t/.
3. Pada waktu guru mengajarkan membaca
kalimat, guru sekaligus mengajarkan bagaimana intonasinya, pelafalannya, tanda
baca yang ada dalam bacaan. dan bagaimana membaca kalimat itu dengan
memperhatikan tanda-tanda baca yang digunakan. Disamping itu, guru
berkesempatan menambah kosa kata siswa dan pada waktu guru memberikan contoh
membaca atau salah seorang siswa membaca, tentu saja siswa yang lain harus menyimak.
4. Pada saat guru mengajarkan menulis
kalimat, guru sekaligus mengajarkan ejaan bagaimana cara menggunakan tanda baca
dalam kalimat., seperti titik, koma, dan tanda tanya. Disamping itu, siswa juga
diminta membaca kalimat-kalimat yang telah mereka buat, siswa yang sedang
tidak membaca akan mendengarkan dengan baik atau menyimak. Jika demikian telah
ada pemaduan antara menulis, membaca dan menyimak tetapi dalam hal ini
tekanannya pada keterampilan menulis.
5. Pada waktu guru mengajarkan keterampilan
berbicara sekaligus guru mengajarkan intonasi, lafal, dan menyimak. Mungkin
setelah salah satu siswa bercerita, siswa yang lain diminta mengemukakan isi
cerita itu secara singkat. Dengan demikian, pada waktu salah seorang siswa
bercerita, temannya benar-benar menyimak.
6. Keterampilan menyimak dapat dipadukan
dengan keterampilan berbicara maupun keterampilan menulis. Pada pembelajaran
menyimak ini, dapat juga guru sengaja menggunakan atau menyelipkan kata-kata
baru bagi siswa, sehingga menambah pembendaharaan kata mereka. Jika demikian,
berarti guru telah memadukan menyimak, berbicara, menulis dan pembendaharaan
kosa kata siswa.
7. Pada waktu guru mengajarkan kata-kata
baru, guru harus selalu ingat bahwa kata-kata tersebut harus masuk dalam
kalimat atau dalam bacaan (di dalam konteks). Jadi dalam hal ini, guru
mengajarkan kata baru sekaligus mengajarkan bagaimana penggunaannya didalam
kalimat. Dalam hal ini ada pemaduan antara kosa kata keterampilan berbahasa dan
struktur.
8. Pemaduan dengan bidang-bidang studi lain
seperti IPA, IPS, dan matematika dilakukan melalui penyajian tema dan materi
berkaitan dengan bidang studi tersebut. Di kelas-kelas yang lebih tinggi,
pembelajaran aspek-aspek keterampilan berbahasa diberikan secara terpadu.
Misalnya:
a. Menyimak dan Berbicara
b. Membaca dan Menyimak
c. Membaca dan Menulis
Pendekatan
terpadu selain dengan menggunakan aspek intra mata pelajaran Bahasa Indonesia,
juga bsa dilakukan dengan antar mata pelajaran. Fogarty menyatakan bahwa pembelajaran terpadu model integrated
(keterpaduan) adalah tipe pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
antar bidang studi, menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas
kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang
tindih dalam beberapa bidang studi. Fokus pengintegrasian dalam pembelajaran
terpadu dengan model integrated ini adalah sejumlah keterampilan belajar
yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran,
yang juga bertujuan untuk tercapainya materi pelajaran.
Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisir. [5]
IV.
KESIMPULAN
Pembelajaran terpadu dapat diartikan
sebagai program pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang
lebih bermakna kepada siswa. Menurut Joni, pembelajaran terpadu merupakan suatu
sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun
kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna, dan otentik.
Sebagai suatu proses,
pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Berpusat pada anak (Child Centered)
2. Memberikan pengalaman langsung kepada anak.
3. Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu
proses pembelajaran.
5. Bersifat luwes
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran bahasa secara
terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi “single
actor” yang mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus
jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.
3. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang
terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
V.
PENUTUP
Demikian
makalah yang kami sampaikan. Dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat diperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan
semoga kita bisa mengambil hikmahnya.
[3] Aziz Permana, http://eostudent.blogspot.co.id/2014/05/pendekatanterpadu.html
#sthash. nKjzS6eN.dpuf, Tanggal 1 Oktober 2015, pukul. 12.04.