Selasa, 22 November 2016

RPP Bahasa Indonesia Kelas 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah                         : SD Islam
Mata pelajaran                         : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester                      : V / I (satu)
Waktu                                     : 1 x  pertemuan (2 x 35 menit)
Hari / tanggal                          : Jum’at / 18 September 2015

A.  Standar Kompetensi
1.     Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
B.  Kompetensi Dasar
1.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya
C.  Indikator
1.2.1 Menyebutkan unsur-unsur dalam cerita rakyat
1.2.2 Mengidentifikasi setiap unsur dalam cerita rakyat
1.2.3 Menuliskan kembali cerita rakyat yang telah didengar
D.  Tujuan Pembelajaran
1.    Melalui penjelasan guru, siswa mampu menyebutkan unsur-unsur dalam cerita rakyat dengan jelas.
2.    Melalui video pembelajaran, siswa mampu mengidentifikasi setiap unsur dalam cerita rakyat dengan baik.
3.    Melalui kegiatan penugasan, siswa dapat menuliskan kembali isi cerita rakyat yang telah didengar dengan bahasa sendiri.
E.  Materi Ajar
-          Unsur-Unsur dalam Cerita Rakyat
F.   Metode Pembelajaran
-          Ceramah
-          Tanya jawab
-          Small group discussion
-          Resitasi
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
·         Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa.
·         Guru melakukan apersepsi dengan menanyai siswa seperti “siapa yang pernah pergi ke Yogjakarta? Apa yang kalian lakukan disana? Taukah kalian tentang Nyi Roro Kidul?”
·         Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.




5 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
·         Guru menjelaskan materi tentang “cerita rakyat”.
·         Siswa dipancing untuk menyebutkan unsur-unsur cerita rakyat.
·         Guru menuliskan jawaban di papan tulis.
·         Guru meluruskan jawaban siswa dan menambahkan keterangan.
·         Siswa diminta untuk menulis.
Elaborasi
·      Guru mengajak siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan diskusi.
·      Siswa dibagi menjadi 4 kelompok
·      Untuk menentukan kelompok, guru memberi undian acak kepada siswa.
·      Guru memita siswa membentuk kelompok sesuai angka yang didapatkan.
·      Setiap kelompok diberi tugas yang sama untuk menganalisis unsur-unsur dalam cerita rakyat.
·      Guru membacakan  cerita “Timun Mas”
·      Setelah guru selesai membacakan cerita, siswa diberi waktu untuk mengerjakan tugas kelompok.
·      Guru meminta jawaban untuk dikumpulkan.
Konfirmasi
·      Siswa bersama guru mengoreksi jawaban dengan mengidentifikasi kembali unsur-unsur cerita rakyat.
·      Siswa dipancing untuk menjawab pertanyaan.
·      Siswa diminta untuk maju ke depan menuliskan jawaban di papan tulis.
·      Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahpemahaman, memberi penguatan dan penyimpulan terhadap hasil belajar.












60 menit
Penutup
·         Guru memberikan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dillakukan.
·         Guru memberi tugas untuk menuliskan kembali cerita yang telah didengar dengan menggunakan bahasa sendiri dan mencari cerita rakyat lainnya kemudian mengidentifikasi unsur-unsurnya.
·         Guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
·         Guru mengingatkan peserta didik untuk mengerjakan PRnya
·         Guru mengucapkan salam penutup.
5        Menit

H.    Sumber dan Media Belajar
a.    Buku Bahasa Indonesia BSE Kelas V SD karya Umri Nur’aini dan Idriyani, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008.
b.    Cerita rakyat “Timun Mas”
I.       Penilaian Hasil Belajar
Indikator pencapaian kompetensi
Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
1.      Menyebutkan unsur-unsur dalam cerita rakyat
Tes lisan



No tes



1.      Apa saja unsur-unsur dalam cerita rakyat?

2.      Mengidentifikasi setiap unsur dalam cerita rakyat
Tes tulis


Tugas kelompok


Tugas individu


-          Perhatikan video tentang cerita rakyat, kemudian identifikasi unsur-unsurnya bersama teman sekelompokmu.
-          Carilah teks cerita rakyat, kemudian identifikasi unsur-unsur didalamnya!
3.      Menuliskan kembali cerita rakyat yang telah dibacakan
Tes tulis
Tugas individu
-          Tulislah kembali cerita rakyat yang telah kalian dengar dengan bahasa kalian sendiri!

PENILAIAN SIKAP
No.
Nama
Aspek yg dinilai
Nilai
Keaktifan
Kedisiplinan
Kerjasama
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1.
Jefera Arabani






78
2.
Muhammad Rifky S. P.






78
3.
Muhammad Edo P.






67
4.
Muhammad Fajar K.






78
5.
Nazwha kurnia W.






89
6.
Rasyid Bimantara






56
7.
Salsabila Larissa






89
8.
Sandi Fareza






89
9.
Dimas Damara R. P.






67
10.
Rina Dwi Lestari






78
11.
Vanesa Sya’bana






78
12.
Nafisa Zahwa Aulia






45
13.
Adel Rivannya R.






78

Aspek/ skor
3
2
1
Keaktifan
Selalu memberi pendapat / komentar
Kadang-kadang memberi pendapat / komentar
Tidak pernah memberi pendapat / komentar
Kedisiplinan
Mematuhi perintah guru
Kurang memperhatikan perintah guru
Tidak memperhatikan perintah guru
Kerjasama
Berpartisipasi aktif
Kadang bermain, namun tetap berpartisipasi
Bermain sendiri, tidak ikut berpartisipasi.

Teknik penskoran :

PENILAIAN KOGNITIF UNSUR CERITA (KELOMPOK)
No.
Nama
Aspek yang dinilai
Jlh.
Tokoh
Penokohan
Latar
Amanat
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1.
Jefera Arabani








75
2.
Muhammad Rifky S. P.








75
3.
Muhammad Edo P.








85
4.
Muhammad Fajar K.








75
5.
Nazwha kurnia W.








75
6.
Rasyid Bimantara








85
7.
Salsabila Larissa








75
8.
Sandi Fareza








85
9.
Dimas Damara R. P.








75
10.
Rina Dwi Lestari








85
11.
Vanesa Sya’bana








85
12.
Nafisa Zahwa Aulia








75
13.
Adel Rivannya R.








85

Rubrik penilaian
Aspek / skor
1
2
3
Tokoh
Tidak menyebutkan tokoh
Menyebutkan tokoh sebagian
Menyebutkan tokoh secara lengkap
Penokohan
Menyebutkan penokohan namun kurang tepat
Menyebutkan penokohan kurang lengkap
Menyebutkan penokohan secara lengkap dan tepat
Latar
Menyebutkan salah satu latar saja
Menyebutkan latar tempat dan waktu masing-masing satu.
Menyebutkan latar waktu dan tempat secara lengkap
Amanat
Menyebutkan amanat namun kurang tepat.
Menyebutkan amanat hanya satu dengan tepat.
Menyebutkan amanat lebih dari satu dengan tepat
Nilai :

PENILAIAN KOGNITIF UNSUR CERITA (PR)
No.
Nama
Aspek yang dinilai
Jlh.
Tokoh
Penokohan
Latar
Amanat
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1.
Jefera Arabani













2.
Muhammad Rifky S. P.








67
3.
Muhammad Edo P.













4.
Muhammad Fajar K.













5.
Nazwha kurnia W.








75
6.
Rasyid Bimantara













7.
Salsabila Larissa













8.
Sandi Fareza








67
9.
Dimas Damara R. P.













10.
Rina Dwi Lestari








75
11.
Vanesa Sya’bana













12.
Nafisa Zahwa Aulia








100
13.
Adel Rivannya R.














Rubrik penilaian
Aspek / skor
1
2
3
Tokoh
Tidak menyebutkan tokoh
Menyebutkan tokoh sebagian
Menyebutkan tokoh secara lengkap
Penokohan
Menyebutkan penokohan namun kurang tepat
Menyebutkan penokohan kurang lengkap
Menyebutkan penokohan secara lengkap dan tepat
Latar
Menyebutkan salah satu latar saja
Menyebutkan latar tempat dan waktu masing-masing satu.
Menyebutkan latar waktu dan tempat secara lengkap
Amanat
Menyebutkan amanat namun kurang tepat.
Menyebutkan amanat hanya satu dengan tepat.
Menyebutkan amanat lebih dari satu dengan tepat
Nilai :







Mengetahui
Kepala Sekolah


                              .
NIP. -







Guru Kelas V


                               
NIP. -
Praktikan


Dina Fitriyani
NIM 123911042

































































































Guru Kelas V


Hety farah R., S. Pd.
NIP. -
LAMPIRAN
MATERI CERITA RAKYAT
-          Cerita rakyat adalah suatu cerita yang berkembang di masyarakat dan diwariskan secara turun temurun melalui lisan. Cerita rakyat juga merupakan cerita yang dikaitkan dengan keadaan atau bukti-bukti peninggalan. Cerita rakyat terbagi-bagi dalam beberapa bentuk, di antaranya dongeng, mitos, fabel, dan legenda. Dalam cerita rakyat, terdapat tokoh, watak tokoh, tempat terjadinya cerita, dan pesan yang terkandung dalam cerita. Hal-hal tersebut merupakan unsur-unsur cerita.
-          Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Tokoh : pemegang peran yang mengalami peristiwa dalam cerita
b)      Penokohan / watak tokoh : kepribadian atausifat-sifat tokoh; setiap tokoh mempunyai watak yang berbeda-beda.
c)      Latar : keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana terjadinya cerita.
d)     Amanat : berisi pesan / nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan pengarangmelalui cerita.

KUNCI JAWABAN:
Latar
Tempat:
–         Di rumah
–         Di bukit Gandul
–         Di halaman Rumah
Waktu : Pagi hari, malam hari
Perwatakan
Mbok Rondo : Baik hati, Sabar, Suka menolong, penyayang
Timun Mas    : cantik, baik hati, cerdas, pemberani, tidak mudah putus asa
Raksaksa        : Jahat dan Rakus
Pertapa           :  Suka menolong, Baik hati

Amanat
1.      Setiap mengambil keputusan harus dipikirkan dahulu dampak yang akan terjadi
2.      setiap masalah pasti ada jalan keluarnya
3.      setiap kesabaran pasti akan membuahkan hasil yang baik.
4.      Orang yang berniat jahat, pada akhirnya akan celaka.

Cerita Timun Mas, Raksasa Jahat Menagih Janji

Dahulu kala di Jawa Tengah ada seorang Janda yang sudah tua. Mbok Rondo namanya. Pekerjaannya hanya mencari kayu di hutan. Sudah lama sekali Mbok Rondo ingin mempunyai seorang anak. Tapi dia hanya seorang janda miskin, lagi pula ia sudah tua. Mana bisa ia mendapatkan anak.

Pada suatu hari, sehabis mengumpulkan kayu di hutan. Mbok Rondo duduk beristirahat sambil mengeluh;
"Seandainya aku mempunyai seorang anak, beban hidupku agak ringan, sebab ada yang membantuku bekerja."
Tiba-tiba bumi bergetar, seperti ada gempa bumi. Di depan Mbok Rondo muncul raksasa bertubuh besar dan wajahnya menyeramkan. Mbok Rondo takut melihatnya.

"Hai, Mbok Rondo, kamu menginginkan anak, ya? Aku bisa mengabulkan keinginanmu," kata raksasa itu dengan suara keras."
"Benarkah?" tanya Mbok Rondo. Rasa takutnya mulai menghilang.
"Benar....Tapi, ada syaratnya. Kalau anakmu sudah berumur enam belas tahun, kau harus menyerahkannya kepadaku. Dia akan kujadikan santapanku," jawab raksasa itu.
Karena begitu inginnya dia punya anak, maka Mbok Rondo tidak berpikir panjang lagi. Yang penting segera punya anak.
 "Baiklah, aku tidak keberatan," jawab Mbok Rondo.
Kemudian, raksasa itu memberi biji mentimun kepada Mbok Rondo. Mbok Rondo segera pulang dan menanam benih itu di halaman belakang.
Setiap hari Mbok Rondo menyirami biji timun itu.
Ajaib!!
Dua minggu kemudian, tanaman itu sudah berbuah. Buahnya lebat sekali.
Diantara sekian banyak buah mentimun yang tumbuh, ada satu satu buah yang sangat besar. Warnanya kekuningan. Kalau tertimpa sinar matahari, buah itu berkilau seperti emas. Mbok Rondo sangat tertarik pada buah mentimun yang paling besar itu, ia memetiknya dan membawa pulang buah yang paling besar itu.
Sampai di rumahnya, Mbok Rondo mengambil pisau dan membelah buah itu. Lalu, ia membukanya dengan hati-hati. Ajaib!
Ternyata ada seorang bayi perempuan yang cantik!
"Ah, ternyata raksasa itu tidak berbohong!" gumam Mbok Rondo.
 "Sekarang aku punya anak perempuan. "Aduh senangnya hatiku."
Mbok Rondo sangat gembira. Ia menamakan bayi mungil itu Timun Emas dan dipanggil "Timun Mas"
Hari, bulan, dan tahun pun berganti. Timun Mas tumbuh mejadi seorang gadis jelita. Mbok Rondo sangat menyayangi Timun Emas.
Pagi itu sangat cerah. Mbok Rondo dan Timun Mas bersiap pergi ke hutan untuk mencari kayu.
Tiba-tiba, Bum...Bum, bum ... Bumi bergetar. Lalu disusul suara tawa menggelegar.
"Hai, Mbok Rondo, keluarlah! Aku datang untuk menagih janji," kata raksasa itu.
Gemetar seluruh tubuh Mbok Rondo, cepat-cepat ia memeluk Timun Mas lalu membisikinya agar gadis itu sembunyi di kolong tempat tidur. Lalu Mbok Rondo keluar menemui raksasa itu.
"Aku tahu, kedatanganmu kemari untuk mengambil Timun Mas. Berilah aku waktu dua tahun lagi. Kalau Timun Mas aku berikan sekarang, tentu kurang lezat untuk disantap. Tubuhnya masih kecil."
"Benar juga, baiklah, dua tahun lagi aku akan datang. Kalau bohong, kamu akan kutelan mentah-mentah," ancam raksasa itu.
Sambil tertawa, raksasa itu pergi meninggalkan rumah Mbok Rondo. Mbok Rondo menghela nafas lega. Kemudian, ia masuk ke rumah menghampiri anaknya yang masih bersembunyi di kolong tempat tidur.
"Anakku, Keluarlah. Raksasa itu sudah pergi," kata Mbok Rondo.
Dua tahun kemudian, Timun Mas sudah dewasa. Wajahnya semakin cantik. Kulitnya kuning langsat. Tapi, Mbok Rondo cemas jika teringat akan janjinya kepada si raksasa.
Pada suatu malam, ketika Mbok Rondo sedang tidur, ia mendengar suara gaib dalam mimpinya.
"Hai, Mbok Rondo, kalau kau ingin anakmu selamat, mintalah bantuan kepada seorang pertapa di bukit Gandul."
Esok harinya, Mbok Rondo pergi ke Bukit Gandul. Di sana, ia bertemu dengan seorang pertapa. Pertapa itu memberikan empat bungkusan kecil yang isinya biji timun, jarum, garam, dan terasi.
Mbok Rondo menerimanya dengan rasa heran. Sang pertapa menerangkan khasiat benda-benda itu.
Sesampainya di rumah, ia menceritakan perihal pemberian pertapa itu kepada Timun Mas.
"Anakku, mulai saat ini kamu tidak perlu cemas. Kamu tidak perlu takut kepada raksasa itu, sebab kamu sudah memiliki penangkalnya. Berdoalah selalu supaya Tuhan menyelamatkanmu," kata Mbok Rondo.
"Terima kasih Mbok...!"
Demikianlah haripun berganti hari. Hingga pada suatu ketika Mbok Rondo sedang menjahit baju untuk Timun Mas, tiba-tiba bumi berguncang pertanda raksasa datang.
timun mas
"Hem, raksasa itu datang lagi rupanya." gumam Mbok Rondo.
Benar saja, tak lama kemudian raksasa itu sudah berada di ambang pintu.
"Ho... ho... ho... Mana Timun Mas! Ayo, cepat serahkan dia padaku. Aku sudah sangat lapar!" kata raksasa dengan suara menggelegar.
Mbok Rondo keluar dengan tubuh gemetar.
"Baiklah. Akan kubawa dia keluar," kata Mbok Rondo.
Ia segera masuk ke rumah. Diambilnya bungkusan pemberian sang pertapa, kemudian diberikan kepada Timun Mas.
"Anakku, bawalah bekal ini. Pergilah lewat pintu belakang sebelum raksasa itu menangkapmu."
"Baiklah, Mbok," Timun Mas segera berlari lewat pintu belakang.
"Ingat anakku, jangan sampai lupa pesan pertapa. Kau masih ingat bukan?"
"Ingat Mbok!"
"Baik, sekarang cepat larilah!"
Tidak berapa lama kemudian, raksasa sudah memanggil Mbok Rondo.
"Mbok Rondo, mana Timun Mas?!" suara raksasa itu terdengar tidak sabar.
"Maafkan aku, Raksasa..!"
Apa? Ada apa?"
"Timun Mas ternyat sudah pergi."
"Apa kau bilang?" geram raksasa itu.
"Maafkan aku....!"
"Kurang ajar, mengapa kau tidak bilang sejak tadi?"
Dengan marah raksasa itu segera mengedarkan pandangan ke sekeliling. Lamat-lamat dari kejauhan ia melihat seorang gadis sedang berlari cepat di padang rumput.
"Hehehe...mau lari kemana kau gadis kecil?"
Dengan modal tubuhnya yang besar dan kesaktiannya, raksasa itu segera melangkahkan kakinya. Ia tidak perlu berlari kencang. Namun langkah-langkahnya yang lebar bagaikan gerak kaki kuda yang berlari cepat. Timun Mas yang berada di kejauhan dalam tempo singkat sudah hampir disusulnya.
"Walau lari ke ujung dunia, aku pasti dapat mengejarmu!" teriak si raksasa.
Karena terus menerus berlari, Timun Mas mulai kelelahan. Dalam keadaan terdesak, Timun Mas teringat akan bungkusan pemberian sang pertapa.
Ia mengambil segenggam biji timun dalam bungkusan. Cepat ia taburkan biji mentimun di sekitarnya. Sungguh ajaib. Mentimun itu langsung tumbuh dengan lebat. Buahnya besar-besar. Raksasa itu berhenti ketika melihat buah mentimun terhampar di hadapannya.
"Ha... ha... ha... buah mentimun ini akan dapat menambah tenagaku," kata raksasa.
Sejenak ia menatap Timun Mas yang terus berlari kencang menjauhinya.
Hehehe... tidak mengapa bocah manis, larilah sekuat tenagamu. Toh nanti aku akan dapat menyusulmu."
Lalu ia mencabuti timun-timun itu sekalian dengan daunnya yang masih muda.
Dengan rakus ia segera melahap buah yang ada, sampai tak satu pun tersisa.
Setelah kenyang, raksasa itu sejenak beristirahat. Ia tidak begitu kuatir melihat Timun Mas berlari cepat. Secepat-cepatnya gadis itu berlari, toh, ia akan dengan mudah bisa menyusulnya.
Hehehe....! Sekarang tenagaku bertambah kuat ! Aku pasti dapat menangkap gadis kecil itu!"
Benar saja, setelah cukup beristirahat, ia kembali mengejar Timun Mas. Hanya dalam beberapa gerakan kaki saja, ia sudah dapat menyusul Timun Mas.
Timun Mas ketakutan, lalu ia mengambil jarum dari kayu bambu yang dipotong kecil-kecil.
Di saat yang kritis. Timun Mas menaburkan jarum ke tanah. Sungguh ajaib! Jarum-jarum itu berubah menjadi hutan bambu yang lebat.
Raksasa itu berusaha menembusnya. Namun tubuh dan kakinya terasa sakit karena tergores dan tertusuk bambu yang patah.
Ia pantang menyerah. Dan berhasil melewati hutan bambu itu. Ia terus mengejar Timun Mas.
"Hai, Timun Mas, jangan harap kamu bisa lolos!" seru si raksasa sambil membungkuk untuk menangkap Timun Mas.
Dengan sigap. Timun Mas melompat ke samping dan berkelit menghindar. "Oh, hampir saja aku tertangkap," Timun Emas terengah-engah.
Keringat mulai membasahi tubuhnya. Ia ingat pada bungkusan pemberian pertapa yang tinggal dua itu. Isinya garam dan terasi.
Ia segera membuka tali pengikat bungkusan garam. Garam itu ditaburkan ke arah si raksasa. Seketika butiran garam itu berubah menjadi lautan.
Raksasa itu sangat terkejut, karena tiba-tiba tubuhnya tercebur ke dalam laut. Tapi, berkat kesaktiannya, ia berhasil berenang ke tepi. Ia kembali mengejar Timun Mas.
Merasa dipermainkan, kemarahan raksasa itu semakin memuncak. "Bocah kurang ajar! Kalau tertangkap, akan kutelan kau bulat-bulat!"
Timun Mas semakin khawatir karena raksasa itu berhasil melewati lautan yang sangat luas itu. Akan tetapi, ia tidak putus asa. Ia terus berlari meskipun sudah kelelahan. Raksasa itu terus mengejar.
Timun Mas melemparkan isi bungkusan yang terakhir. Terasi itu langsung dilemparkan ke arah si raksasa. Tiba-tiba saja terbentuklah lautan lumpur yang mendidih.
Raksasa itu terkejut sekali. Dalam sekejab, Tubuhnya ditelan lautan lumpur. Dengan segala upaya, ia berusaha menyelamatkan diri. Ia meronta-ronta. Tapi, usahanya sia-sia. Tubuhnya pelan-pelan tenggelam ke dasar.
Timun Mas, tolonglah aku!" Aku berjanji tidak akan memakanmu," raksasa itu meminta belas kasihan.
Tapi lumpur panas itu menelan tubuh si raksasa. Matilah si raksasa di dasar danau. Kini Timun Mas bisa bernafas legas karena selamat dari bahaya maut.
Ia segera berjalan ke arah rumahnya. Di kejauhan nampak Mbok Rondo berlari ke arah Timun Mas, kiranya wanita itu mengkhawatirkan keselamatn anaknya.
"Syukurlah anakku, ternyata Tuhan masih melindungimu." kata Mbok Rondo setelah keduanya saling mendekat.

Mereka berpelukan dengan rasa haru dan bahagia.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar