Selasa, 22 November 2016

makalah (Penerapan Pendekatan Terpadu)

Penerapan Pendekatan Terpadu

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di MI
Dosen Pengampu: Zulaikha, M.Pd



Disusun Oleh:

Dina Fitriyani                          (120911042)
Eka Elfrida Dinda Famila       (123911044)
Nor Bilqis Saqinah                  (123911078)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015

I.         PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan bersastra. Keterampilan berbahasa sendiri meliputi beberapa aspek, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai seorang pengajar nantinya, kita harus mampu mendesain pembelajaran sedemikan rupa sehingga memasukkan dua atau lebih keterampilan berbahasa untuk dilatihkan. Hal itu dapat diwujudkan dengan mendesain pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajaran melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antarkonsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Melalui makalah ini, penulis akan memaparkan sedikit pembahasan mengenai penerapan Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.

II.      RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian dari pendekatan terpadu?                                                                                   
B.     Bagaimana karakteristik pendekatan terpadu?
C.     Bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia secara terpadu?
D.    Apa saja kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu?
E.     Bagaimana penerapan pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia?

III.   PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pendekatan Terpadu
Pendekatan integratif atau pendekatan terpadu merupakan pendekatan pembelajaran bahasa dengan cara berpikir menyeluruh, yang menghubungkan semua aspek keterampilan berbahasa sebagai kesatuan yang bermakna. Pembelajaran terpadu diartikan sebagai program pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada siswa. Menurut Joni, pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
Senada dengan pendapat tersebut, Sukandi mengungkapkan bahwa pembelajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap pertemuan.
Pembelajaran terpadu model integrated dapat didefinisikan sebagai pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dengan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi.[1]
Arah dan tujuan pendekatan terpadu menurut Frazee dan Rosse mengarah pada pembentukan pemikiran siswa secara utuh, karena secara kodrati siswa usia SD memandang sesuatu selalu dengan pandangan yang utuh dan menyeluruh (holistik). Alasan lain, karena dalam kehidupan sehari-hari siswa menggunakan pengetahuan tidak secara per-bagian, tetapi secara utuh. Oleh karena itu, akan lebih baik bila pembelajaran di sekolah diarahkan untuk menuju pemikiran secara utuh tersebut.[2]

B.        Karakteristik Pendekatan Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagai  berikut :
1.      Berpusat pada anak (Child Centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2.      Memberikan pengalaman langsung kepada anak (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.      Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Bahkan dalam pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.      Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses  pembelajaran. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan seharihari.
5.      Bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6.      Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

C.       Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia Secara Terpadu
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran bahasa secara terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:[3]
1.      Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi “single actor” yang mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran.
2.      Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.
3.      Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.

D.       Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu dengan model integrated memiliki beberapa keunggulan yang diantaranya adalah:[4]
1.      adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi,
2.      memotivasi siswa dalam belajar, dan
3.      memberikan perhatian pada berbagai bidang pelajaran yang peting dalam satu waktu, sehingga guru tidak perlu mengulang materi yang tumpang tindih (Trianto, 2010).
4.      Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
5.      Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
6.      Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
7.      Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak.
8.      Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
Pendekatan pembelajaran terpadu memiliki beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
1.      Pendekatan terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses.
2.      Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut.
3.      Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak.
4.      Penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku.
E.        Penerapan Pendekatan Terpadu dalam Bahasa Indonesia
         Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu; bahasa tidak pernah digunakan secara terpisah, aspek demi aspek. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, materi kebahasaan yang perlu diberikan kepada siswa pada tingkat sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah mencakup:
1.      Lafal dan Intonasi, ini berkaitan dengan keterampilan membaca dan keterampilan berbicara serta menyimak.
2.      Ejaan dan tanda baca; berkaitan dengan keterampilan membaca dan menulis.
3.      Struktur, berkaitan dengan keempat jenis keterampilan berbahasa.
4.      Kosakata, berkaitan dengan semua aspek lain, baik aspe keterampilan berbahasa dan struktur.
         Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikelas-kelas rendah, keterampilan tersebut dapat diwujudkan sebagai berikut:
1.      Ketika guru mengajarkan menulis kalimat atau kata-kata, sekaligus guru mengajarkan bagaimana melafalkannya (mengucapkannya) dengan tepat. Dalam hal ini guru mengkaitkan kegiatan membaca dan pemahaman tentang lafal atau ucapan yang tercakup dalam tata bunyi.
2.      Ketika guru mengajarkan menulis kalimat atau kata-kata, guru sekaligus juga mengajarkan bagaimana membacanya, melafalkannya, dan bagaimana ejaannya. dalam hal ini, kecuali guru mengaitkan membaca dan lafal, guru juga mengaitkannya dengan fonem, walaupun istilah tersebut tidak dinyatakan kepada siswa . Hal ini dilihat misalnya pada waktu siswa harus menuliskan kata-kata seperti, mama, mana, mata, yang maknanya berbeda-beda karena perbedaan pada /m/n/ dan /t/.
3.      Pada waktu guru mengajarkan membaca kalimat, guru sekaligus mengajarkan bagaimana intonasinya, pelafalannya, tanda baca yang ada dalam bacaan. dan bagaimana membaca kalimat itu dengan memperhatikan tanda-tanda baca yang digunakan. Disamping itu, guru berkesempatan menambah kosa kata siswa dan pada waktu guru memberikan contoh membaca atau salah seorang siswa membaca, tentu saja siswa yang lain harus menyimak.
4.      Pada saat guru mengajarkan menulis kalimat, guru sekaligus mengajarkan ejaan bagaimana cara menggunakan tanda baca dalam kalimat., seperti titik, koma, dan tanda tanya. Disamping itu, siswa juga diminta  membaca kalimat-kalimat yang telah mereka buat, siswa yang sedang tidak membaca akan mendengarkan dengan baik atau menyimak. Jika demikian telah ada pemaduan antara menulis, membaca dan menyimak tetapi dalam hal ini tekanannya pada keterampilan menulis.
5.      Pada waktu guru mengajarkan keterampilan berbicara sekaligus guru mengajarkan intonasi, lafal, dan menyimak. Mungkin setelah salah satu siswa bercerita, siswa yang lain diminta mengemukakan isi cerita itu secara singkat. Dengan demikian, pada waktu salah seorang siswa bercerita, temannya benar-benar menyimak.
6.      Keterampilan menyimak dapat dipadukan dengan keterampilan berbicara maupun keterampilan menulis. Pada pembelajaran menyimak ini, dapat juga guru sengaja menggunakan atau menyelipkan kata-kata baru bagi siswa, sehingga menambah pembendaharaan kata mereka. Jika demikian, berarti guru telah memadukan menyimak, berbicara, menulis dan pembendaharaan kosa kata siswa.
7.      Pada waktu guru mengajarkan kata-kata baru, guru harus selalu ingat bahwa kata-kata tersebut harus masuk dalam kalimat atau dalam bacaan (di dalam konteks). Jadi dalam hal ini, guru mengajarkan kata baru sekaligus mengajarkan bagaimana penggunaannya didalam kalimat. Dalam hal ini ada pemaduan antara kosa kata keterampilan berbahasa dan struktur.
8.      Pemaduan dengan bidang-bidang studi lain seperti IPA, IPS, dan matematika dilakukan melalui penyajian tema dan materi berkaitan dengan bidang studi tersebut. Di kelas-kelas yang lebih tinggi, pembelajaran aspek-aspek keterampilan berbahasa diberikan secara terpadu. Misalnya:
a.       Menyimak dan Berbicara
b.      Membaca dan Menyimak
c.       Membaca dan Menulis
         Pendekatan terpadu selain dengan menggunakan aspek intra mata pelajaran Bahasa Indonesia, juga bsa dilakukan dengan antar mata pelajaran. Fogarty menyatakan bahwa pembelajaran terpadu model integrated (keterpaduan) adalah tipe pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi. Fokus pengintegrasian dalam pembelajaran terpadu dengan model integrated ini adalah sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran, yang juga bertujuan untuk tercapainya materi pelajaran. Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisir. [5]

IV.   KESIMPULAN
Pembelajaran terpadu dapat diartikan sebagai program pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada siswa. Menurut Joni, pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagai  berikut :
1.      Berpusat pada anak (Child Centered)
2.      Memberikan pengalaman langsung kepada anak.
3.      Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses  pembelajaran.
5.      Bersifat luwes
6.      Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran bahasa secara terpadu perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi “single actor” yang mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.
3. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.

V.      PENUTUP
Demikian makalah yang kami sampaikan. Dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan semoga kita bisa mengambil hikmahnya.



                [1] Mutohir, dkk. 1996. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti.
                [2] Azies, F. dan Alwasilah, Ch.. Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktik. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000). Hlm.23-24
                [3] Aziz Permana, http://eostudent.blogspot.co.id/2014/05/pendekatanterpadu.html #sthash. nKjzS6eN.dpuf, Tanggal 1 Oktober 2015, pukul. 12.04.
                [4] Trianto. Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan ). (Jakarta: Bumi Aksara, 2010). Hlm.45
                [5] Trianto. Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan ). (Jakarta: Bumi Aksara, 2010). Hlm.41-43